Minggu, 27 Februari 2011

Penebangan Liar


Hutan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk hhidup di muka bumi ini. Di dalam hutan terdapat banyak tumbuh-tumbuhan lebat seperti pohon, semak-semak, rumput, jamur, dan tumbuhan lainnya. Jika anda pernah mendengar paru-paru kota terdiri dari tumbuh-tumbuhan, maka hutan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia, dan Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki populasi hutan yang cukup banyak, sehingga hutan sangat penting bagi Indonesia dan juga bagi dunia. Di dalam hutan, banyak sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Sehingga, jika terjadi penebangan hutan secara liar, maka akan memberikan dampak yang negative bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia dan dunia.

Selain sangat penting bagi manusia, hutan juga merupakan jantung dari berbagai macam flora dan fauna yang berada di dalamnya. Karena, saatini masih banyak berbagai binatang yang dilindungi di dalam hutan, dan juga berbagai tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang dilindungi. Berikut ini adalah manfaat yang penting dari hutan :

1.      Manfaat Ekonomi

Hutan dapat menghasilkan banyak bahan yang bias diolah ke dalam bentuk barang jadi yang dapat dijual dengan harga tinggi. Selain itu, hutann juga membuka lapangan pekerjaan bagi penebang hutan yang legal dan memberikan sumbangan devisa yang besar bagi Negara.

2.      Manfaat Klimatologis
 
Hutan merupakan salah satu hal penting yang mengatur iklim, sehingga perubahan iklim yang seketika dapat dipengaruhi oleh karena hutan. Dan hutan juga merupakan paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup di selruh dunia.

3.      Manfaat Hidrolis

Hutan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi dunia, karena hutan mampu menampung air di dalam tanah, sehingga dapat mencegah banjir. Dengan adanya hutan ang terjaga, hutan juga memiliki manfaat untuk mencegah intrusi air laut yang asin dan mengatur tata air tanah.

4.      Manfaat Ekologis

Jika hutan terpelihara dengan baik, maka hutan akan membantu untuk mencegah banjir dan erosi, serta menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah. Dan hutan juga merupakan salah satu sarana untuk melestarikan keanekaragaman hayati di muka bumi ini.

Saat ini banyak sekali dilakukan penebangan liar yang memberikan dampak yang buruk bagi Negara kita, bahkan bagi dunia. Salah satunya adalah Global Warming ang terjadi karena kurangnya tanaman hijau di bumi ini seirinng dengan perkembangan zaman. Dan setiap tahunnya, selalu ada penebangan liar yang mengakibatkan rusaknya ekosistem di hutan. Salah sau akibat dari penebangan hutan secara liar adalah mengeringnya 2.100 mata air. Dapat dikatakan bahwa mata air juga meruakan salah satu hal utama yang membantu kelangsungan hidup makhluk di muka bumi ini. Dan dapat dibayangkan  jika seluruh mata air mongering dan tumbuhan hijau di bumi ini semakin menipis.

Tentu saja akan memberikan dampak  yang sangat buruk bagi bumi ini. Cuaca dapat berubah secara mendadak, dan kemungkinan besar dapat tejadi banjir dan erosi dimana-mana. Maka dari itu, sadarilah dari saa ini bahwa hutan itu adalah pariu-paru dunia, dan mulailah menghimbau orang di sekitar kita unruk membentu mencegah penebangan secara liar. Sehingga hutan yang merupakan paru-paru dunia akan tetap terjaga dan kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi ini akan semakin terjamin.

Penalaran dan Penalaran Deduktif

·         Jamu no 1 itu rasanya pahit
·         Jamu no 2 itu rasanya pahit
·         Jamu no 3 itu rasanya pahit
·         Jadi semua jenis jamu rasanya pahit
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu :
1. Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
2. Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Contoh :
Sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Silogisme sebagai Bentuk Hasil Penalaran Deduktif
Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan-pernyataan ( proposisi yang kemudian disebut premis ) sebagai antesedens ( pengetahuan yang sudah dipahami ) hingga akhirnya membentuk suatu kesimpulan ( keputusan baru ) sebagai konklusi atau konsekuensi logis. Keputusan baru tersebut selalu berkaitan dengan proposisi yang digunakan sebagai dasar atau dikemukakan sebelumnya. Oleh karena hal tersebut, perlu dipahami hal-hal teknis berkaitan dengan silogisme sehingga penalaran kita benar dan dapat diterima nalar.
Macam-Macam silogisme
1.    Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Adit adalah mahasiswa
K : Adit lulusan SLTA
2.    Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
3.    Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh :
My : Nenek Inah berada di Yogya atau solo.
Mn : Nenek Inah berada di Yogya.
K : Jadi, Nenek Inah tidak berada di Solo.
4.    Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Namun silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
a.     Epikherema
Epikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya. Contoh:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.
b.    Entimem
Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.
c.    Sorites.
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir.
Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerak, Isaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan LeVerrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).
Referensi :
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
·         http://loveyuli.wordpress.com/2010/03/13/penalaran/
·         http://okizainalfahmi.wordpress.com/2010/02/24/penalaran-bahasa-indonesia-2/
·         http://aristobe74.blogspot.com/2010_02_01_archive.html
·         http://riyandari.blogspot.com/2011/02/penalaran-deduktif_15.html